Keseimbangan Antara Dakwah dan Kuliah

Bagaimana caranya untuk menyeimbangkan antara dakwah dan
kuliah ? agar aktifitas kuliah tetap baik dan kinerja dakwah tetap
optimal.
Tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar. Hal ini perlu kita
pahami bersama sebagai sebuah kewajiban yang harus dituntaskan dengan
predikat memuaskan. Sebagai seorang muslim yang berdedikasi terhadap
pendidikan tentu kita perlu menjadikan hal ini sebagai prioritas. Akan
tetapi sebagai seorang kader dakwah, menjaga kinerja dakwah agar tetap
optimal dan konsisten juga merupakan tuntutan tersendiri, maka perlu
juga perencanaan yang baik untuk menyeimbangkan kedua hal ini.
Ada hal yang unik dari keluhan yang terjadi diantara kader dakwah
masa kini, adalah ketika nilai sedang menurun, maka kambing hitam yang
paling mudah untuk di tunjuk adalah banyaknya aktifitas dakwah. Hal ini
seakan-akan dakwah lah yang membuat nilai Anda jatuh. Hey Brother open
up your eyes, apakah betul dakwah yang membuat nilai turun ? jika Anda
percaya hal ini, maka Anda tidak percaya janji Allah akan balasan akan
amal yang kita lakukan. atau mungkin Anda sudah cukup mengalami
disorientasi dakwah sehingga Anda merasa tidak bermanfaat untuk
menjalankan dakwah, justru dakwah membuat Anda terpuruk.
Saya bisa memahami pandangan seseorang tentang hal ini, lalu saya
bertanya kembali, apakah Anda bisa menjamin tanpa aktifitas dakwah
nilai Anda akan meningkat. Saya pernah menantang hal ini ke salah satu
kader saya, dan ternyata hasilnya ia hanya mengalami peningkatan IP
sebesar 0,1 saja. Kenaikan yang tidak banyak menurut saya, dan tidak
sebanding dengan meninggalkan dakwah.
Hal lain yang sering muncul berlawanan dengan kasus diatas, yakni
kader dakwah yang sudah cukup frustasi dengan nilainya sehingga ia
berpikir untuk tidak begitu memperdulikan akademiknya dan hanya focus
pada aktifitas dakwah. Saya melihat kader dengan pandangan seperti ini
masih sepakat dengan motto kader dakwah 1 dekade silam, yakni kader
yang IP nya 2,00 adalah mujahid, dan kader yang IP nya 3,50 adalah
pengkhianat. sebuah pandangan yang jauh dari relevan untuk di
aplikasikan saat ini.
(1) Life is about mindset.
Jargon ini tampak sangat nyata
dan benar adanya. Jika Anda berpikir bahwa Anda bisa berdakwah secara
optimal dengan tetap meraih nilai memuaskan, maka Anda akan menjadikan
hal tersebut kenyataan. Ini langkah penting dalam memulai keseimbangan
ini, pikirkan lalu tuliskan atau lukiskan keinginan Anda ini dalam
secarik kertas, lalu internalisasikan secara mendalam kepada hati dan
pikiran Anda. salah satu kisah unik dari salah seorang mantan presiden
Amerika Serikat, dimana ia menempelkan gambar white house di
langit-langit kamarnya sejak ia berusia belasan tahun. Sehingga setiap
pagi ketika bangun tidur ia bisa melihat gambar itu, dan beberapa tahun
kemudian ia berhasil menjadi presiden. Saya mencoba hal ini pada
semester ke-6 saya di ITB. Saya meniatkan dalam hati bahwa tidak boleh
ada lagi nilai B dalam traskrip saya, saya membayangkan hanya nilai A
di transkrip saya. Lalu saya tulisakan hal itu di buku catatan, dan
saya buat gambar untuk di taruh di background desktop laptop saya.
Selama satu semester mindset saya jaga, dan Alhamdulillah di akhir
semester, hanya ada 1 nilai B dalam transkrip nilai semester 6 saya, IP
3,9 pun diraih.
(2) Fokus pada apa yang dikerjakan.
Perjuangan melawan diri adalah
ujian tersendiri bagi seorang manusia. termasuk berjuang untuk tetap
fokus pada apa yang dikerjakan. Seringkali tantangan yang sering
dihadapi adalah, ketika Anda sedang kuliah, pikiran Anda pada tanggung
jawab dakwah kampus, dan ketika sedang rapat terkait dakwah kampus,
pikiran Anda justru tentang tugas kuliah. Disinilah terjadi diskoneksi
antara tubuh dan jiwa. atau separasi antara pikiran dan otak. Apa
akibat jika hal ini dibiarkan ? akibat yang cukup sering ditemui adalah
ketidakoptimalan Anda dalam melakukan segala hal. Oleh karena itu Anda
bisa memulai dengan menyingkirkan hal-hal yang bisa menggangu fokus
Anda. Seperti, ketika kuliah atau belajar, maka mobile phone bisa
dinon-aktifkan atau catatan-catatan yang tidak berhubungan dengan
kuliah bisa disingkirkan. Menghilangkan hal yang tidak berhubungan dari
pandangan merupakan langkah yang snagat membantu. Setelah itu mungkin
akan terjadi pergolakan batin pada diri Anda, akan tetapi jika Anda
bisa melewati hal ini, maka akan lebih mudah kedepannya untuk manajemen
fokus.
(3) Memperhatikan dan mencatat di kelas
Membiasakan diri untuk
memperhatikan apa yang dosen ajarkan di kelas serta mencatat hal-hal
yang perlu dicatat bisa memudahkan Anda memahami perkuliahan.
Kadangkala dengan hanya memperhatikan dosen sudah cukup membuat kita
untuk paham akan sebuah mata kuliah. Selain itu dengan mempunyai
catatan pribadi terkait kuliah, maka akan lebih memudahkan ketika
dibutuhkan untuk belajar, dan kita juga jadi tidak tergantung pada
catatan orang lain.
Selain berdampak ada diri,
dengan memperhatikan dosen juga berdampak pada citra diri seorang kader
dakwah. Dosen akan melihat bahwa ternyata kader dakwah adalah seorang
mahasiswa yang rajin dan bisa menjadi teladan dalam hal akademik untuk
sekitar. Sesekali bertanya jika ada yang tidak mengerti, terkadang
justru dengan bertanya, Anda jadi lebih cepat mengingat suatu hal.
Ketika kita sudah cukup
memahami suatu mata kuliah hanya dengan memperhatikan di kelas, maka
waktu belajar di rumah untuk ujian akan lebih sedikit, sehingga alokasi
waktu yang tadinya untuk belajar, diganti menjadi untuk kegiatan dakwah
(4) Mengalokasikan waktu belajar setiap hari
Alokasikan waktu belajar
secara rutin setiap harinya, apakah itu di waktu pagi, siang atau
malam. Tepatnya alokasi waktu khusus untuk belajar di waktu luang,
belajar disini bukan mengerjakan tugas, akan tetapi betul-betul
belajar, membaca atau latihan soal terkait mata kuliah tertentu.
Sehingga saat menjelang ujian, Anda tidak perlu menggunakan sistem
kebut semalam yang membuat hasil ujian tidak optimal. Bisa dikatakan
salah satu inti dari menyeimbangkan akademik dan dakwah adalah pada
belajar rutin ini. Memang pada awalnya akan butuh perjuangan agar
konsisten. Akan tetapi jika sudah bisa dijadikan kebiasaan, maka
manfaatnya akan langsung terasa.
(5) Jangan menunda mengerjakan tugas
Jangan pernah menunda tanggung
jawab dakwah atau tugas kuliah, karena menunda sesuatu akan berdampak
kepada agenda agenda yang lain. Sebutlah Anda menunda sesuatu satu hari
saja, maka tugas yang Anda dapat pada hari esok juga akan ikut
tertunda. Poin penting dari kenapa harus mengerjakan sebuah tanggung
jawab sesegera mungkin adalah karena kita tidak tahu apa yang akan
terjadi esok, tantangan apa yang akan datang besok, dan tugas apa lagi
yang akan diberikan kepada Anda besok.
(6) Alokasikan waktu berkegiatan dengan tepat serta memilih tanggung jawab yang sebanding dengan kapasitas diri
Sesuaikan potensi Anda dengan
beban yang Anda emban, jangan sampai berlebihan, karena beban tanggung
jawab yang berlebihan akan berdampak pada di efesiensi kinerja,
pembunhan karakter dan hasil yang tidak optimal. Bersikap bijak
terhadap tanggung jawab yang diberikan, terima tanggung jawab yang
sesuai dengan diri, dan tolak tanggung jawab yang sekiranya terlalu
membebani Anda. Terkait jumlah tanggung jawab dalam satu waktu juga
perlu diperhatikan.
Setelah Anda sudah memutuskan
untuk menjalankan beberapa tanggung jawab dalam waktu tertentu, maka
sudah menjadi tanggung jawab Anda untuk memberikan yang terbaik
terhadap tanggung jawab ini. Alokasikan waktu secara proposional
tergantung tingkat kepentingan dan keterdesakan suatu tanggung jawab.
(7) Mempunyai agenda harian serta checklist catatan tugas
Tools tambahan yang bisa
digunakan untuk membantu keseimbangan kuliah dan dakwah adalah dengan
mempunyai catatan khusus mengenai jadwal harian dan pekanan, serta to
do list , dan beri tanda mana yang sudah dikerjakan. Sehingga Anda bisa
melihat dan merencanakan kapan akan menyelesaikan suatu tugas atau
tanggung jawab tertentu.
by Yusuf Achmad
0 komentar:
Posting Komentar